Cara Buat API Rate Limiting untuk Data TOTO Publik

Kalau kamu punya API publik — misalnya untuk menampilkan hasil, statistik, atau data analisis dari sistem TOTO — kamu pasti tahu tantangan utamanya: traffic yang nggak bisa ditebak. Saat banyak pengguna (atau bot) mengakses API secara bersamaan tanpa kontrol, server bisa kewalahan dan performa situs jadi turun drastis.

Di sinilah konsep rate limiting API TOTO masuk sebagai penyelamat.
Secara sederhana, rate limiting adalah sistem yang membatasi jumlah permintaan (request) dari pengguna atau aplikasi dalam periode waktu tertentu.

Contohnya:

“Setiap pengguna cuma boleh melakukan 100 request per menit.”

Dengan begitu, sistemmu tetap stabil, API tetap responsif, dan tidak ada pihak yang menyalahgunakan akses publik. Apalagi kalau API TOTO kamu digunakan oleh banyak situs pihak ketiga atau komunitas data — rate limiting wajib banget diterapkan sejak awal.


Apa Itu Rate Limiting API dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Secara teknis, rate limiting API adalah mekanisme untuk mengontrol frekuensi akses terhadap endpoint API.
Setiap request dari user akan dicatat dan dievaluasi berdasarkan key identifikasi, biasanya berupa:

  • API key
  • IP address
  • Token pengguna

Kalau jumlah request dari identitas tertentu melebihi batas yang kamu tentukan, maka sistem akan:

  • Mengembalikan status HTTP 429 (Too Many Requests)
  • Menolak request berikutnya sampai jangka waktu tertentu berakhir

Contoh sederhana:

Misalnya kamu atur limit:

100 requests / menit / user

Kalau pengguna A mengirim 101 request di menit yang sama, sistem otomatis blokir request ke-101 dan memberikan pesan:

“Rate limit exceeded. Try again in 30 seconds.”

Dengan sistem seperti ini, API TOTO kamu bisa tetap cepat, adil, dan aman dari serangan spam.


Kenapa Rate Limiting Penting untuk API TOTO Publik?

1. Mencegah Penyalahgunaan Akses

API publik tanpa batas adalah undangan terbuka untuk spammer. Mereka bisa mengirim ribuan permintaan dalam hitungan detik — bisa bikin server crash atau data overload.

2. Menjaga Kinerja Server

Dengan rate limiting, kamu bisa menjaga resource server tetap stabil. Ini penting kalau API digunakan untuk menampilkan data real-time seperti hasil live draw TOTO atau statistik keluaran terbaru.

3. Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Pengguna sah tetap bisa mengakses API dengan lancar tanpa terganggu traffic berlebihan dari pihak lain. Ini berarti performa situs kamu konsisten di mata publik.

4. Mencegah Serangan DDoS

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) sering dilakukan dengan membanjiri API request. Dengan rate limiting, kamu bisa memblokir lonjakan request abnormal sejak awal.


Jenis-Jenis Rate Limiting yang Bisa Diterapkan

Setiap sistem punya karakteristik berbeda. Nah, berikut jenis-jenis rate limiting API TOTO yang umum digunakan di dunia DevOps dan backend modern:

1. Fixed Window

Model paling sederhana: sistem menghitung jumlah request dalam periode waktu tertentu (misal 1 menit). Begitu melebihi batas, semua request berikutnya diblokir sampai window berikutnya dimulai.

Kelebihan: mudah diterapkan.
Kekurangan: bisa terjadi lonjakan request di batas waktu reset.


2. Sliding Window

Berbeda dari fixed window, model ini menghitung request berdasarkan waktu bergulir (sliding).
Jadi, kalau batasnya 100 request/menit, maka sistem menghitung 60 detik terakhir secara dinamis.

Kelebihan: lebih akurat dan adil bagi pengguna.
Kekurangan: implementasinya lebih kompleks.


3. Token Bucket

Konsepnya seperti ember berisi token.
Setiap request “mengambil” satu token dari ember. Ember diisi ulang secara berkala (misalnya setiap detik). Kalau token habis, request akan ditolak.

Kelebihan: fleksibel, cocok untuk traffic yang fluktuatif.
Kekurangan: butuh mekanisme refill yang efisien.